Dipostingan sebelumnya telah dibahas tentang rehabilitasi mata air di Sumarorong, di postingan ini akan dibahas kelanjutan kegiatan di Sumororong setelah pembuatan pondok dan pemasangan pembuatan papan nama. Kegiatan berikutnya adalah pendistribuasian bibit ke lobang tanam. Kelancaran pendistribusian bibit ke masing-masing lubang tanaman merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh tanaman. Sehubungan dengan itu perlu disediakan peralatan distribusi berupa kendaraan angkut (truk) beserta kendaraan dalam jumlah yang cukup. Tempat pengumpulan bibit di lokasi perlu dipersiapkan dengan baik, agar bibit tetap dalam keadaan sehat dan baik didistribusi ke lubang-lubang tanam. Distribusi/pengangkutan bibit dilakukan dengan memperhatikan kondisi topografi areal penanaman. Pengangkutan bibit perlu dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan bibit. Oleh karena itu pengangkutan bibit dari tempat penampungan bibit ke areal penanaman yang tidak dapat dijangkau kendaraan dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Pengangkutan bibit / distribusi bibit kelobang tanam dilaksanakan pada tanggal 14sampai dengan 15 Agustus 2013, dengan kegiatan fisik sebanyak 30 HOK dan biaya sebesar Rp. 1.350.000,-.
Selanjutnya adalah penanaman, Penanaman menyangkut tata letak tanaman dilakukan sesuai dengan konfigurasi lapangan. Jarak tanam adalah (5X5) m dengan pola tanam sesuai dengan kontur lapangan. Untuk areal yang datar digunakan pola tanam segiempat sedangkan pada areal yang miring digunakan pola segitiga. Pada tempat-tempat yang memungkinkan, masyarakat diperkenankan untuk memanfaatkan ruang-ruang antara dengan menanam tanaman semusim, yang sekaligus diharapkan dapat mengamankan dan memelihara tanaman pokok. Pemanfaatan ruang-ruang antara ini dilakukan sepanjang secara teknis masih memungkinkan untuk itu.Sebelum dilakukan penanaman, pada setiap tapak lubang tanaman dilakukan pembersihan dan pengolahan tanah dengan baik. Pembersihan lapangan ini dilakukan secara manual oleh buruh yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Penanaman merupakan kegiatan yang menjadi sasaran inti kegiatan pembuatan tanaman untuk Rehabilitasi sumber mata air ini. Oleh karena itu sebelum dilakukan penanaman maka secara berhati-hati dengan menempatkan tanaman sekitar 10 cm dibawah permukaan tanah normal. Setiap tanaman muda pada tanah yang kering diberi soil conditioner untuk mempertahankan kelembaban tanah. Pada bagian atas permukaan tanah diberi mulsa untuk mencegah penguapan air dari tanah. Penaman dilakukan pada tanggal 16 sampai dengan 17 Agustus 2013, dengan jumlah kegiatan fisik sebanyak 30 HOK dan biaya sebesar Rp. 1.350.000,-. Langkah selanjutnya adalah pemeliharahan tahun berjalan, yang diisi dengan pemupukan, penyiangan dan pendangiran. Pemeliharaan tanaman juga dilakukan untuk mencegah/mengendalikan serangan serangga/hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit ini maka tanaman dibersihkan dan diamati secara periodik (minimal sekali dalam seminggu).
Pemupukan |
Penyiangan dan Pendangiran |
Penyemprotan hama |
Setelah kegiatan penanaman dan pemeliharaan, dilakukan kegiatan penyulaman. Kegiatan penyulaman tahun berjalan dilakukan setelah penanaman sudah laksanakan ± 1 (satu) bulan. Untuk kegiatan pemeliharaan tahun berjalan penyulaman bibit sebesar 10 % dari total kebutuhan bibit. Rincian penggunaan bibit untuk kegiatan penyulaman pada lokasi Kecamatan Rantekamase Kabupaten Mamasa adalah sebanyak 22.000 x 10% = 2.200 batang. Penyulaman dilaksanakan pada tanggal 16 sampai dengan 17 November 2013, dengan kegiatan fisik sebanyak40 HOK dan biaya sebesar Rp. 1.800.000,-
Penyulaman |
Bibit merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh tanaman di lapangan, oleh karena itu maka beberapa persyaratan pokok dalam pembuatan bibit ini perlu dipenuhi. Persyaratan-persyaratan pokok yang dimaksudkan antara lain meliputi:· Bibit berasal dari benih bermutu.
Jenis-Jenis Bibit |
Sebagai kegiatan penutup maka dilakukan sosialisasi/pembekalan. Sosialisasi/pembekalan kelompok tani diselenggarakan oleh BP DAS Saddang. Materi sosialisasi menyangkut tentang kebijakan Pengelolaan DAS, rehabilitasi hutan dan lahan, teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman serta pembinaan kelembagaan. Tenaga pelatih/narasumber pada sosialisasi berasal dari BP DAS Saddang dan Dinas Kehutanan Kabupaten Mamasa.
Pertemuan dengan penyuluh |